Siapapun pernah mendengar nama Abu Nawas. Seorang tokoh cerdik yang syarat dengan cerita-cerita lucu yang seakan tidak pernah habis. Perseteruannya dengan Sultan dapat dimenangkannya dengan berbagai macam cara atau daya upaya, sehingga ia terselamat dari ancaman hukuman penjara atau hukuman mati dari Sultan. Abu Nawas yang lebih terkenal sebagai seorang humoris itu lahir dengan nama sebenarnya Abu Hani Muhammad bin Hakami di Ahwaz Persia pada tahun 735 dan meninggal di Baghdad tahun 810. Ia adalah sastrawan terbesar pada zaman kekuasaan Sultan Harun al Rasyid al Abassi yang menjadi khalifah pada dinasti Abasiyah tahu 786-809.
Di zaman hidup Abu Nawas tentu tak dikenal namanya pemilu atau pilkada. Tapi kecerdikan para Partai dalam pemilu/pilkada yang penuh kelihaian bermain kata telah membuat para pengamat politik harus menambah literatur ilmu Abu Nawas . Barulah bisa ianya bisa meramal dengan tepat siapa yang akan diusung atau dimainkan oleh Partai tersebut.
Kejadian itu bila kita tarik sebab musabnya tak lain karena banyak diantara mereka menggunakan Teori Politik Abu Nawas. Baik Partai maupun calon mempunyai trik-trik dan intrik-intrik yang bisa menjadi alasan mengapa mereka berbuat demikian. Selalunya dengan mudah mereka membuat alasan dan dengan mudah pula mereka meninggalkan kesan dari akibat mereka memberikan alasan itu. Cara memberi alasan ini atau jawaban klarifikasi mereka itu seperti cerita Abu Nawas berikut ini.
Pada suatu hari Abu Nawas kehilangan segepok koin-koin kesayangannya di gudang belakang rumahnya, namun anehnya ia justru mencari-carinya di halaman depan rumahnya. Seorang tetangganya yang ingin tahu ingin membantunya, lalu bertanya, kepada Abu Nawas; ”Seingatmu dimana kamu kehilangan koin-koin itu? Jawab Abu Nawas : ”Di gudang belakang rumah”. ”Lho kalau di gudang belakang, mengapa mencarinya di halaman depan? ” Maka dengan enteng Abu Nawas menjawab dengan muka tanpa dosa : ”Di gudang belakang gelap, disinikan terang....”
Rabu, 18 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar